Senin, 29 Juni 2009

Flek Paru pada bayi = TB?TBC

Diposting oleh Erwin Arianto di 01.24 1 komentar

Anak balita yang divonis sebagai flek paru dan harus menjalani "hukuman" minum obat jangka lama, paling tidak hingga 6 bulan. Jika ditanyakan kepada orangtuanya apa yang dimaksud 'flek paru' ? Biasanya orang tua pasien tidak tahu, Bila ditanya lebih lanjut apakah kemudian anaknya mendapat obat yang membuat air seninya berwarna merah ? Jika jawabnya "Ya", kemungkinan besar yang dimaksudkan sebagai 'flek paru' ini adalah Tuberkulosis / TBC paru atau saat ini disebut TB saja. Tapi kemudian timbul pertanyaan, karena sudah jelas dokter telah mendiagnosa si anak terkena TB, tapi kenapa dokter tidak menyatakan sebagai TB ? Sebagian kalangan di masyarakat beranggapan bahwa TB bukan penyakit yang "bergengsi", beda (misalnya)dengan penyakit jantung yang dianggap lebih "terhormat". Sebagian pasien tidak berkenan jika dinyatakan Sakit TB.

Khawatir pasien tidak dapat menerima, dokter berusaha menyamarkan penyakitnya dengan istilah 'flek paru' ini. Saat ini umumnya pasien sudah berpikiran terbuka dan dapat menerima jika dinyatakan Sakit TB. Sebaiknya dokter berterus terang menyatakan Sakit TB tanpa menyamarkan dengan istilah flek paru yang justru tidak mendidik pasien tersebut. Lalu, mengapa disamarkan dengan istilah 'flek paru' ? Flek berasal dan bahasa Belanda yang artinya "noda". Awalnya dari foto Rontgen paru pasien TB, yang memberikan gambaran bercak-bercak putih seperti noda pada paru sehingga disebut "flek", Istilah flek paru sebenarnya tidak pernah diajarkan di fakultas kedokteran manapun, dan juga tidak pernah disebut dalam artikel kedokteran manapun.

Istilah ini rancu dan kesannya kurang menghargai kecerdasan pasien, sama halnya dengan istilah "panas dalam" yang laris manis digunakan dalam iklan minuman penyegar. Keduanya sama sekali tidak mempunyai rujukan di dunia medis. Apakah semua gambaran "flek" pada paru berarti TB ? Tidak !! Semua penyakit di paru (dan itu banyak sekali jenisnya) dapat memberi gambaran 'flek' yang tidak dapat dibedakan dengan TB. Bahkan orang sehatpun pada Rontgen Paru-nya akan ada gambaran bercak-bercak putih yang istilah medisnya 'infiltrat'. Gambaran Rontgen seperti apa yang menunjukkan adanya TB paru ? TB paru dapat memberikan gambaran infiltrat yang lebih khusus pada foto Rontgen, istilahnya gambaran yang sugestif TB. Misalnya gambaran miller (bercak kecil putih merata di seluruh paru), atau gambaran atelektasis (gambaran putih padat akibat pengerutan sebagian paru), dll. Sekalipun gambarannya sugestif TB, foto Rontgen saja tidak bisa dijadikan dasar tunggal diagnosis TB, tetap harus disertai gejala dan tanda sakit TB, dan pemeriksaan penunjang lain.

Jika seorang anak dicurigai Sakit TB harus dibuktikan dulu adanya Infeksi TB (adanya kuman TB dalam tubuh seseorang). Caranya dengan uji tuberkulin atau yang lazim dikenal sebagai "Mantoux test". Jika hasilnya negatif berarti tidak ada infeksi, dan bila infeksinya saja tidak ada bagaimana mungkin bisa sakit TB. Namun perlu diingat hasil positif juga belum tentu berarti positif sakit TB. Hasil uji Mantoux positif hanya menunjukkan adanya infeksi TB, bukan menandakan pasiennya Sakit TB. Jadi harus dibedakan antara Infeksi TB dengan Sakit TB. Orang dewasa di Indonesia umumnya sudah terinfeksi TB tanpa sakit TB, sehingga jika dilakukan uji Mantoux pada orang dewasa di Indonesia maka umumnya akan positif. Uji Mantoux dapat memberikan hasil negatif palsu yang disebut anergi.

Anergi dapat dijumpai pada keadaan tertentu misalnya gizi buruk, Sakit TB yang berat, tifus yang berat, campak, cacar air, menggunakan obat steroid jangka lama, dan berbagai keadaan lain yang menyebabkan penekanan sistem imun (kekebalan) tubuh, Jika tidak ada salah satu keadaan tersebut sangat kecil kemungkinannya terjadi anergi. Pemeriksaan darah bisa dilakukan juga untuk TB, disebut juga tes LED (laju endap darah) dan hitung jenis limfosit, Kedua pemeriksaan ini nilai diagnostiknya untuk TB rendah, jauh lebih rendah dibanding foto Rontgen, sehingga hanya digunakan sebagai data tambahan. Adapun pemeriksaan darah lain untuk TB, yaitu pemeriksaan PCR dan serologis, seperti PAP TB, Mycodot, ICT dll. Namun semua pemeriksaan itu tidak lebih unggul daripada uji Mantoux, Semua pemeriksaan itu jika positif juga hanya menunjukkan adanya Infeksi TB, tidak bisa untuk menentukan ada tidaknya Sakit TB.

Arti pernyataan sakit TB dengan infeksi TB itu berbeda, hati-hati. Jika orang (dewasa atau anak) mengalami Sakit TB akan menunjukkan gejala dan tanda Sakit TB. Sedangkan jika hanya terinfeksi TB tanpa sakit TB tidak akan ada gejala dan tanda sakit TB. Perlu diketahui G\gejala dan tanda Sakit TB pada anak, yang sangat luas variasinya, mulal dari yang sangat ringan sampai sangat berat. Gejala dan tanda yang mengawali kecurigaan Sakit TB pada anak di antaranya adalah MMBB (Masalah Makan dan Berat Badan), demam lama atau berulang, gampang / sering tertular sakit batuk pilek, adanya benjolan yang banyak di leher, diare yang sulit sembuh dll. TB juga dapat menyerang berbagai organ di seluruh tubuh sehingga bisa timbul gejala pincang jika mengenai sendi panggul atau lutut, benjolan banyak di leher, bisa juga terjadi kejang jika mengenai susunan saraf pusat otak. Batuk lama atau berulang merupakan salah satu gejala utama Sakit TB pada orang dewasa. Pada anak batuk lama / berulang dapat merupakan gejala Sakit TB, tapi bukan gejala utama. Pada anak ada penyakit lain yang gejala utamanya batuk lama / berulang yaitu asma.

Banyak kasus asma pada anak yang keliru divonis TB. Asma dengan TB merupakan dua penyakit yang sama sekali berbeda namun sering dikelirukan. Tapi keberadaan gejala diatas juga sebenarnya belum tentu berarti sakit TB juga. Berbagai gejala tadi bukan "monopoli" Sakit TB, tapi dapat juga disebabkan oleh berbagai penyakit lain. Itulah sebabnya uji Mantoux sangat penting untuk menentukan dulu apakah ada Infeksi TB atau tidak, Jika tidak ada Infeksi TB, berarti berbagai gejala tadi disebabkan oleh penyakit lain. Sedikit penjelasan lebih dalam tentang TB. TB merupakan salah satu bentuk penyakit infeksi. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan masuk dan berkembangbiaknya kuman dalam tubuh seseorang. Kuman adalah makhluk hidup yang sangat kecil sekali (mikro onganisme = mikroba = jasad renik) yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Ada jutaan jenis kuman salah satu di antaranya adalah kuman TB. Cara penularannya bisa bermacam-macam, tapi yang paling sering adalah melalui saluran respiratonik (pernapasan). Pasien TB dewasa dengan TB paru, jika batuk, bersin, menyanyi, atau bicara akan menghembuskan ribuan kuman TB ke udara disekitarnya.

Bila kuman ini terhirup oleh orang lain, maka orang tersebut dapat terinfeksi. Tapi perlu diingat juga bahwa kalaupun kita berhubungan dengan pasien TB paru dewasa, belum pasti kita akan tertular. Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya infeksi TB. Faktor sumber penularan, lingkungan, dan faktor daya tahan tubuh. Tingkat eratnya hubungan (kontak) juga sangat berperan. Makin erat kontak (dose contact) dan makin lama, makin besar risiko tertular. Ada perbedaan antara TB pada dewasa dan pada anak. TB paru pada dewasa dapat menular, sedangkan TB paru anak tidak menular sehingga tidak perlu dipisahkan apalagi dikucilkan. Yang perlu diingat, jika seorang anak / bayi terinfeksi TB, berarti ada orang dewasa sebagai sumber penularannya yang perlu dicari dan kemudian diobati agar tidak menulari orang lain lagi.
 

Info Ibu, Bayi & Keluarga Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea