Senin, 06 November 2017

Cara bedakan diare karena bakteri & rotavirus

Diposting oleh Erwin Arianto di 01.30 1 komentar
Infeksi virus rotavirus merupakan penyebab bayi mengalami diare berat dan juga muntah. Virus yang merusak usus kecil ini juga sangat menular.
Secara global, rotavirus adalah penyebab utama diare pada anak berusia kurang dari dua tahun. Diare masih jadi penyebab kematian utama setelah pneumonia pada bayi berusia kurang dari dua tahun di Indonesia.
Gejala utama bayi yang terinfeksi rotavirus antara lain diare cair dan terus-menerus, muntah, demam, dan nyeri pada bagian perut. Gejala-gejala tersebut dimulai 1-2 hari setelah penularan dan biasanya berlangsung 3-8 hari. Pada kasus yang berat, bayi bisa mengalami dehidrasi.
"Salah satu cara membedakan diare karena bakteri dan rotavirus adalah bokong anak menjadi kemerahan dan juga tinjanya berbau asam," kata Badriul Hegar, dokter spesialis anak (konsultan). Pemeriksaan tinja diperlukan untuk memastikan diagnosisnya.
Infeksi rotavirus bisa sembuh dengan sendirinya, umumnya dalam periode 7 hari. "Yang penting cukupi cairan agar tidak dehidrasi. Rotavirus tidak memerlukan antibiotik," katanya.
Bila bayi muntah, gantilah cairan yang hilang, tetapi berikan sedikit-sedikit. "Tetap berikan bayi ASI atau makanan karena nutrisi diperlukan untuk memperbaiki epitel usus yang rusak oleh virus," ujar Hegar.
Diare merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di rumah sakit. Di negara berkembang termasuk Indonesia, diare akut maupun kronik masih tetap merupakan salah satu masalah kesehatan utama. penelitian WHO mendapatkan bahwa episode diare pada bayi dan balita berkisar antara 2-8 kali per tahun. Sebagian besar diare berlangsung antara 2-5 hari, namun sekitar 3-20 % berlangsung lebih daripada 5 hari, bahkan dapat lebih dari 2 minggu dan menjadi diare kronik. (1)
Telah lama diduga bahwa virus merupakan penyebab utama terjadinya diare. Tahun 1958 Eichenwald dkk telah berhasil melakukan isolasi virus dari tinja penderita diare, pada waktu terjadi epidemi di New York. Virus tersebut adalah ECHO (Entero Cythopathogenic Human Orphan) tipe 18. Namun virus ini merupakan hasil biakan dari tinja penderita diare yang belum dapat dibuktikan 100 % sebagai penyebab karena kemungkinan adanya kontaminasi waktu pengambilan spesimen. Tahun 1973 Bishop dkk di Australia dengan pemeriksaan elektron berhasil menemukan partikel-partikel virus yang sama dari tinja dan juga dari biopsi usus penderita diare, sedangkan kemungkinan penyebab lainnya tidak ditemukan, sehingga dengan demikian dibuktikan bahwa virus tersebut yang menjadi penyebabnya. Virus ini diberi nama Orbivirus atau Duovirus karena ditemukan di daerah duodenum penderita diare. Karena bentuk virus ini menyerupai dinding yang terdiri dari 1 atau 2 lapis dan menyerupai roda yang bahasa Latinnya rota, maka virus ini diberi nama Rotavirus. (2)

DEFINISI

Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat lebih dari 3x/hari dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 1 minggu. (3)
EPIDEMIOLOGI
Di negara-negara yang beriklim 4 musim, diare yang disebabkan virus sering terjadi pada musim dingin. Di Indonesia, diare yang disebabkan oleh Rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun, dengan puncak kejadian pada pertengahan musim kemarau (Juli-Agustus). (1)
Rotavirus merupakan penyebab utama diare pada bayi dan anak-anak terutama anak kelompok usia 6 bulan 2 tahun. Di negara maju Rotavirus merupakan 50 % penyebab utama diare. Di Indonesia Rotavirus pertama kali ditemukan pada tahun 1975 dari penderita diare yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI -RSCM Jakarta. prevalensinya pada waktu itu ialah sebanyak 47 %, di Yogyakarta dan Medan berkisar 40 %. (2)
Infeksi virus Rota biasanya menonjol pada musim dingin dengan masa inkubasi 2-4 hari. Cara penularan diare pada umumnya dengan oro fecal melalui :
1. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen.
2. Kontak langsung tangan penderita dengan barang-barang yang telah tercemar tinja penderita.

ETIOLOGI

Salah satu penyebab timbulnya diare adalah infeksi virus. Infeksi virus dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu : (1, 2, 4)
1. Infeksi Enteral
Yaitu infeksi virus melalui saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Disebabkan oleh : Rotavirus, Enterovirus (virus ECHO, Enterik Cytopathogenic Human Orphan), Adenovirus, Norwalk virus dan sebagainya.
2. Infeksi Parenteral

Yaitu infeksi virus di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti OMA (Otitis Media Akut). Tonsilofaringitis, Bronkhopneumonia dan sebagainya.

kanker tulang

Diposting oleh Erwin Arianto di 01.29 0 komentar
Kanker tulang adalah jenis kanker yang menyerang tulang. Penyakit ini dapat diidap oleh anak-anak hingga orang dewasa.
Kanker tulang terbagi menjadi dua, yaitu kanker tulang primer dan sekunder. Dinamakan kanker tulang primer bilamana kanker tersebut muncul dan berkembang langsung di dalam tulang. Sedangkan kanker tulang sekunder adalah kanker yang berasal dari bagian tubuh lain yang menyebar ke tulang-tulang.
Seluruh tulang di dalam tubuh bisa terserang oleh penyakit ini, namun sebagian besar terjadi pada tulang kaki dan lengan.
Berikut ini adalah tiga tanda dan gejala utama penyakit kanker tulang, yakni:
  • Nyeri. Seseorang yang terkena kanker tulang akan merasakan nyeri pada daerah tulang yang diserang, dan nyeri akan semakin meningkat saat bergerak. Nyeri biasanya akan dirasakan terus menerus hingga malam hari.
  • Pembengkakan. Daerah sekitar tulang yang terkena kanker akan mengalami pembengkakan dan berwarna kemerahan. Jika pembengkakan terjadi di tulang yang dekat dengan persendian, maka gerakan akan menjadi sulit dan terbatas.
  • Tulang rapuh. Kanker tulang menyebabkan tulang menjadi lemah atau rapuh. Bahkan jika sudah parah, jatuh ringan atau cedera kecil saja bisa membuat tulang patah.
Selain itu, ada pula beberapa gejala lain, seperti rasa kebas dan mati rasa saat kanker di tulang belakang menekan persarafan, muncul benjolan pada tulang, tubuh terasa lelah, penurunan berat badan, demam di atas suhu 38° C, dan berkeringat terutama pada malam hari.
Pada orang dewasa, gejala nyeri tulang kadang-kadang disalahartikan sebagai radang sendi. Pada anak-anak dan remaja, kadang-kadang disalahartikan sebagai efek samping dari pertumbuhan tulang. Sebaiknya temui dokter jika Anda atau anak Anda terus-menerus merasakan nyeri pada tulang atau nyeri tersebut berangsur memburuk.

Penyebab kanker tulang

Penyebab pasti kanker tulang belum diketahui, namun kondisi ini diduga disebabkan oleh adanya perubahan atau mutasi di dalam struktur DNA pengendali pertumbuhan sel sehingga menjadikannya terus tumbuh di luar kendali. Penumpukan sel-sel ini kemudian membentuk tumor yang dapat menyerang struktur tulang di dekatnya atau bahkan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Berikut ini beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang.
  • Paparan radiasi tinggi dari suatu pengobatan yang pernah dialami penderita, misalnya radioterapi.
  • Pernah memiliki riwayat suatu jenis kanker mata yang disebut retinoblastoma saat kecil.
  • Menderita sindroma Li-Fraumeni, sebuah kondisi genetika yang langka.
  • Menderita penyakit Paget, yaitu suatu kondisi yang dapat menyebabkan melemahnya tulang.
  • Menderita penyakit hernia umbilitikus sejak lahir.

Jenis-jenis kanker tulang

Berdasarkan tempat sel kanker bermula, kanker tulang dibagi menjadi:
  • Osteosarcoma. Kanker tulang ini berkembang di ujung tulang panjang pada tulang yang sedang aktif pertumbuhannya. Jenis ini biasanya menyerang tulang kering, paha, dan lengan. Osteosarcoma bisa diidap siapa saja, namun yang paling umum adalah laki-laki usia remaja muda dan remaja yang baru menginjak usia dewasa, yaitu kisaran 10-19 tahun.
  • Chondrosarcoma. Kanker tulang ini berkembang di dalam sel tulang rawan yang biasa menyerang tulang paha, tulang panggul, tulang rusuk, tulang belikat, atau tulang lengan bagian atas. Chondrosarcoma biasa diidap oleh orang-orang yang berusia di atas 40 tahun.
  • Sarkoma Ewing’sKanker tulang ini berkembang di dalam jaringan saraf yang belum dewasa pada sumsum tulang. Jenis ini biasanya menyerang tulang paha, tulang kering, dan tulang panggul. Ewing’s sarcoma lebih sering diidap remaja laki-laki ketimbang orang dewasa, yaitu pada usia 4-15 tahun.
  • Tumor Sel Raksasa pada Tulang. Meskipun sebagian besar tumor jenis ini bersifat jinak, beberapa di antaranya dapat bersifat ganas dan umumnya menyerang tulang di kaki (dekat lutut). Tumor ini jarang bermetastase ke bagian tubuh lainnya yang jauh, namun sering muncul kembali meskipun telah dioperasi.
  • Chordoma. Kanker tulang ini seringkali muncul pada dasar tulang tengkorak atau pada tulang belakang. Biasanya menyerang orang dengan usia di atas 30 tahun, dan lelaki dua kali lebih rentan terserang dibanding wanita.

Tahapan perkembangan kanker tulang

Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan suatu penyakit kanker tulang, di antaranya:
Stadium 1. Pada tahap ini, kanker baru mengenai satu bagian tulang dan belum menyebar ke bagian lainnya. Stadium 1 dibagi menjadi dua:
  • Stadium 1A: tumor berukuran ≤ 8 cm
  • Stadium 1B: tumor berukuran > 8 cm, atau bila terdapat lebih dari satu tumor pada satu tulang yang sama.
Stadium 2. Hampir sama seperti stadium 1, tapi pada tahap ini, kanker masih berada di satu bagian tulang dan belum menyebar. Pada tahap ini juga, agresivitas kanker sudah mulai terlihat. Stadium 2 dibagi menjadi dua:
  • Stadium 2A: tumor berukuran ≤ 8 cm
  • Stadium 2B: tumor berukuran > 8 cm.
Stadium 3. Pada tahap ini kanker sudah mulai menyebar ke lebih dari satu area pada tulang yang sama.
Stadium 4. Pada tahap ini, kanker yang menggerogoti tulang telah menyebar ke bagian-bagian lainnya di dalam tubuh, misalnya paru-paru, hati, atau otak. Stadium 4 juga dibagi menjadi dua:
  • Stadium 4A : Tumor telah menyebar ke paru-paru
  • Stadium 4B : Tumor telah menyebar ke kelenjar getah bening sekitar dan atau menyebar ke organ lain selain paru-paru.
Penentuan tingkat keparahan kanker tulang bisa dilakukan melalui proses penegakan diagnosis. Hal ini berguna dalam membantu dokter untuk memberikan pengobatan yang tepat.

Diagnosis kanker tulang

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker tulang, selain menanyakan tentang gejala-gejala yang dirasakan, dokter perlu melakukan beberapa tes. Jenis-jenis tes ini di antaranya adalah:
  • Biopsi. Selain dapat mendeteksi jenis kanker tulang yang diderita, tes ini juga dapat menentukan tingkat keparahan dan penyebaran penyakit tersebut bila ada. Biopsi dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel dari tulang untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Tes ini dianggap sebagai cara paling akurat untuk mendiagnosis kanker tulang.
  • X-ray. Melalui tes ini dapat diketahui apakah kerusakan tulang yang dialami oleh pasien disebabkan oleh kanker atau kondisi lainnya (misalnya patah tulang). Selain kerusakan tulang, pertumbuhan tulang yang tidak wajar akibat kanker juga dapat terdeteksi melalui X-ray.
  • Pemindaian tulang. Tes ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah bahan radioaktif ke dalam pembuluh vena. Bahan tersebut nantinya akan diserap oleh tulang. Biasanya tulang yang bermasalah atau tidak normal akan lebih cepat melakukan penyerapan zat radioaktif dibandingkan tulang yang normal. Informasi soal tulang yang didapat lewat pemindaian tulang biasanya lebih rinci daripada yang didapat melalui X-ray.
  • MRI scan. Melalui metode ini, tingkat keparahan penyebaran kanker di dalam tulang dapat diketahui. Dengan dibantu gelombang radio dan medan magnetik, MRI scan dapat menghasilkan gambar tulang dan jaringan lunak secara lebih terperinci.
  • CT scanPemeriksaan ini dilakukan untuk mencari tahu apakah kanker tulang telah menyebar, misalnya ke paru-paru. Pemindaian yang menggunakan rangkaian X-ray dan bantuan komputer ini dapat menghasilkan gambar bagian tubuh secara terperinci dalam bentuk tiga dimensi.

Pengobatan kanker tulang

Pilihan pengobatan kanker tulang bergantung kepada tingkat keparahan kanker, lokasi kanker, dan bahkan jenis kanker itu sendiri. Penanganan utama kanker tulang biasanya dilakukan melalui operasi yang dikombinasikan dengan pengobatan lainnya, seperti kemoterapi dan radioterapi.
Beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kanker tulang, di antaranya:
  • Operasi pengangkatan tulang. Prosedur ini biasanya dilakukan jika kanker belum menyebar keluar tulang. Bagian tulang atau sendi yang terinfeksi kanker umumnya masih bisa direkonstruksi atau diganti dengan tulang atau sendi buatan walau tidak jarang juga langkah amputasi harus tetap dilakukan. Operasi pengangkatan ini juga masih bisa diterapkan jika kanker baru menyebar ke jaringan-jaringan di sekitar tulang, misalnya pada sendi lutut.
  • Amputasi. Amputasi biasanya dilakukan jika kanker tidak berhasil ditangani dengan operasi pengangkatan tulang atau jika kanker tulang telah menyebar, misalnya menuju saraf, pembuluh darah, serta kulit. Amputasi mungkin juga diperlukan jika terjadi infeksi pascaoperasi pengangkatan tulang. Penderita yang harus melalui prosedur amputasi akan menggunakan tungkai buatan untuk menggantikan tungkai yang diangkat. Penderita akan melalui tahap rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi organ pada anggota tubuh yang diangkat melalui berbagai jenis terapi, salah satunya adalah fisioterapi.

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan metode pengobatan kanker yang melibatkan pemberian sejumlah obat-obatan. Pada penyakit kanker tulang, obat-obatan tersebut diinfuskan ke dalam pembuluh darah melalui infus.
Pada kasus kanker tulang, kemoterapi biasanya dilakukan sebelum operasi dengan tujuan untuk menyusutkan kanker agar tidak perlu dilakukan amputasi.  Umumnya, prosedur ini dilakukan setelah operasi agar kanker tidak muncul kembali. Selain itu, kemoterapi juga bisa dipadukan dengan radioterapi untuk diberikan kepada penderita sarkoma Ewing sebelum menjalani operasi. Metode ini disebut sebagai chemoradiation. Jika penderita kanker tulang sudah tidak bisa ditangani lagi dengan cara apa pun, kemoterapi biasanya diberikan dengan tujuan memperlambat gejala.
Waktu pelaksanaan kemoterapi biasanya dibagi menjadi beberapa siklus, yang mana tiap siklus terdiri dari beberapa hari. Jumlah siklus yang dibutuhkan oleh penderita kanker tulang berbeda-beda, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit yang diidap oleh mereka. Tiap siklus kemoterapi biasanya dipisahkan oleh jeda waktu beberapa minggu. Tujuan pemberian jeda waktu ini adalah agar penderita dapat memulihkan diri dari efek kemoterapi.
Beberapa efek samping kemoterapi adalah rambut rontok, rasa lelah, sariawan, diare, mual dan muntah, serta melemahnya sistem kekebalan tubuh. Biasanya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan kemoterapi berakhir. Efek samping lain yang perlu dipertimbangkan adalah pengaruh kemoterapi pada tingkat kesuburan pasien.
Mifamurtide
Mifamurtide adalah obat perangsang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel putih bernama makrofag yang bertugas membunuh sel kanker. Obat ini diberikan dengan cara disuntikkan ke pembuluh darah untuk periode perawatan selama 12-24 minggu, tergantung kepada kondisi pasien.
Penggunaan mifamurtide pada pasien perempuan yang hamil dan menyusui sebaiknya diawasi dokter. Pasien yang aktif secara seksual sebaiknya disertai dengan penggunaan alat kontrasepsi, Diskusikan tiap metode pengobatan dengan dokter sebelum memutuskan melakukannya.
Mifamurtide adalah metode pengobatan kanker tulang jenis osteosarcoma yang bisa dikombinasikan juga dengan pengobatan yang telah disebutkan di sini, yaitu kemoterapi. Selain pada penderita kanker tulang yang memiliki osteosarcoma tinggi, mifamurtide biasanya diberikan setelah operasi.
Beberapa efek samping mifamurtide adalah pusing, mual, mual, diare, kehilangan nafsu makan, dan rasa lelah.

Radioterapi

Metode radioterapi dilakukan dengan menggunakan pancaran radiasi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Pada kasus kanker tulang, radioterapi dapat digunakan sebelum atau sesudah operasi. Metode ini juga dapat dilakukan untuk memperlambat gejala kanker tulang pada penderita yang tidak bisa lagi diobati dengan cara apa pun. Radioterapi biasanya dilakukan sebanyak lima sesi dalam seminggu. Setiap sesi biasanya berlangsung beberapa menit.
Sama seperti kemoterapi, radioterapi juga memiliki efek samping. Beberapa di antaranya adalah lelah, rambut rontok, nyeri sendi, mual, iritasi dan kemerahan pada kulit. Umumnya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan radioterapi berakhir.

Peluang sembuh penderita kanker tulang

Kanker tulang yang belum menyebar ke organ tubuh lainnya atau yang masih terlokalisasi, lebih mudah ditangani ketimbang kanker tulang yang sudah menyebar atau bermetastasis. Faktor inilah yang nantinya akan berpengaruh pada peluang penderita untuk sembuh.
Menurut penelitian di Inggris, seseorang yang terdiagnosis menderita osteosarcomaterlokalisasi diperkirakan masih memiliki peluang hidup sebesar 60 persen selama setidaknya 5 tahun ke depan, dibandingkan mereka yang terdiagnosis menderita osteosarcoma metastasis yang hanya berpeluang 25 persen.
Sedangkan untuk kasus kanker tulang sarkoma Ewing’s yang telah terdiagnosis, penderita kondisi terlokalisasinya diperkirakan masih memiliki peluang hidup sebesar 70 persen setidaknya selama lima tahun ke depan dibandingkan penderita kondisi metastasis yang hanya memiliki peluang 30 persen. Sama seperti osteosarcoma terlokalisasi, sebagian besar penderita sarkoma Ewing’s terlokalisasi juga berhasil sembuh dari penyakitnya.
Selain tingkat penyebaran, seberapa parah jaringan sel yang terkena kanker juga bisa berdampak pada kesempatan penderita untuk sembuh. Menurut penelitian, rasio peluang hidup penderita kanker tulang chondrosarcoma stadium rendah dengan penderita stadium tinggi selama setidaknya 5 tahun ke depan adalah 80 persen banding 30 persen.

Rabu, 01 November 2017

Pap smear Apaan tuh

Diposting oleh Erwin Arianto di 00.10 0 komentar

Pengertian dan Gambaran Umum

Pap smear adalah contoh dari sel-sel di leher rahim yang diambil selama tes pap. Tes pap dilakukan untuk menentukan kesehatan leher rahim (serviks) atau menemukan adanya perubahan abnormal pada sel-sel. Selama tindakan, contoh sel tersebut dikumpulkan dari permukaan leher rahim dan diletakkan pada kaca mikroskop. Contoh ini, disebut pap smear, dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan mikroskopis.
Tes pap smear digunakan untuk dua tujuan utama:
  • Pemeriksaan leher rahim secara rutin
  • Diagnosis

Dalam kedua kasus, Pap Smear digunakan untuk menemukan perubahan sel abnormal pada contoh sel. Pap smear biasanya termasuk dalam daftar pemeriksaan rutin yang disarankan bagi wanita dalam rangka pencegahan penyakit leher rahim. Berdasarkan hasil dari pap smear, setiap kelainan yang ditemukan dalam contoh-contoh sel serta penyebab utama mereka dapat diobati lebih awal; dengan melakukan hal ini akan sangat menurunkan peluang seorang wanita terkena kanker leher rahim.
Setiap wanita akan memiliki jadwal tes pap yang berbeda yang disarankan dokter untuk mereka; jadwal ini akan didasarkan pada usia dan risiko mereka terkena penyakit leher rahim. Pada wanita di atas usia 30, Pap smear terkadang dikombinasikan dengan sebuah Tes HPV karena penyakit leher rahim seringkali disebabkan oleh HPV atau biasa disebut virus papilloma pada manusia. Pada wanita yang dibawah umur 30 tahun, Pap Smear saja biasanya sudah cukup, tetapi mereka juga disarankan untuk mendapatkan suntikan vaksin HPV sebagai tindakan pencegahan.

Gejala Kunci

Untuk tujuan diagnosis, perubahan sel yang abnormal yang ditemukan di pap smear akan menjadi faktor penentu dalam diagnosis penyakit atau gangguan leher rahim, seperti:
  • Displasia (perkembangan sel dan jaringan yang tidak normal)
  • Kanker leher rahim (serviks)

Kedua penyakit tidak dapat didiagnosis hanya dengan pap smear saja. Jika hasil pap smear ditemukan adanya ketidaknormalan, pemeriksaan lebih lanjut sebaiknya dilakukan, seperti menggunakan kolposkopi.
Perhatikan, bagaimanapun juga, tes pap tidak dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi menular seksual lainnya seperti herpes, sipilis, klamidia dan kencing nanah. Terdapat tes khusus untuk masing-masing infeksi ini.
Dokter Anda dapat meresepkan pap smear jika Anda mengalami salah satu gejala berikut:
  • Gatal-gatal pada vagina
  • Kemerahan
  • Nyeri saat buang air kecil atau saat melakukan hubungan intim
  • Luka, benjolan, ruam, lecet, atau kutil
  • Pembengkakan
  • Bau yang tidak biasa
  • Perubahan pada keputihan, seperti warna, bau, atau tekstur yang berbeda dari apa yang biasanya Anda alami
  • Keputihan yang berlebihan

Mempersiapkan Pap Smear

Persiapan tertentu perlu diperlukan sebelum melakukan pap smear, diantaranya:
  • Menjadwalkan tes pap Anda ketika Anda tidak berada dalam masa menstruasi, karena darah dapat mengganggu hasil tes.
  • Tidak menggunakan tampon, alat pembersih dubur, bedak, atau obat-obatan vagina lainnya selama 24 jam sebelum tes.
  • Tidak melakukan hubungan seksual selama 24 jam sebelum tes.
  • Anda akan merasa lebih nyaman jika Anda mengosongkan kandung kemih Anda sebelum melangsungkan tes.

Jika Anda sudah memiliki perjanjian dengan dokter, pastikan untuk menginformasikan dokter Anda tentang hal-hal berikut karena ini adalah pertimbangan penting yang harus dilakukan dalam tes pap :
  • Jika ini merupakan tes pap pertama Anda
  • Jika Anda sedang hamil
  • Jika Anda mungkin saja hamil
  • Jika Anda menggunakan kontrasepsi jenis apapun
  • Hari pertama dari haid terakhir Anda
  • Lama rata-rata haid Anda
  • Jika Anda pernah melakukan tindakan bedah yang melibatkan vagina, rahim, leher rahim, atau vulva
  • Jika Anda memiliki sejarah pemerkosaan dan atau pelecehan seksual
  • Jika Anda telah memiliki hasil tes pap yang abnormal sebelumnya

Penyebab Tes Pap yang tidak normal

Pap smear yang abnormal terjadi ketika contoh sel tidak mengandung sel-sel yang cukup untuk pemeriksaan yang sempurna atau ketika sel-sel abnormal terdeteksi. Penyebab paling umum dari perubahan sel tidak normal pada leher rahim adalah:
  • Human papillomavirus (HPV), penyakit menular seksual - Ini adalah penyebab dengan risiko tertinggi yang menyebabkan kanker leher Rahim (serviks) ketika tidak diobati. Tes pap dianggap sangat penting karena HPV dapat tinggal di tubuh selama beberapa tahun tanpa sepengetahuan Anda.
  • Infeksi Bakteri
  • Infeksi Jamur

Anda mungkin memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi HPV dan mendapatkan hasil tes pap yang abnormal karena perilaku seksual tertentu, seperti:
  • Berhubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi
  • Memiliki lebih dari satu pasangan
  • Melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang juga berhubungan seksual dengan orang lain.

Perubahan sel lain di leher rahim dapat disebabkan oleh:
  • Kekurangan sistem daya tahan tubuh
  • Merokok

Apa yang diharapkan

Untuk memulai tes, Anda akan diminta untuk melepas pakaian Anda dari pinggang ke bawah dan menutup tubuh Anda. Anda akan diminta untuk berbaring terlentang di meja pemeriksaan dan menempatkan kaki Anda pada pijakan kaki yang telah disediakan. Posisi ini akan memudahkan dokter untuk memeriksa bagian luar genital dan vagina Anda. Dokter kemudian akan memasukkan alat yang telah diberikan pelumas, disebut spekulum, ke dalam vagina untuk meregangkan dinding vagina; tindakan ini berfungsi untuk mempermudah akses menuju leher rahim. Dokter Anda kemudian akan mengambil beberapa contoh sel dari leher rahim menggunakan cytobrush, sebuah kapas lidi atau alat semacam spatula kecil. Sel-sel tersebut dikumpulkan dari lokasi yang berbeda pada leher rahim, seperti kanal endoserviks yang berlokasi di ujung rahim dan bagian yang paling terlihat dari leher rahim. Setelah contoh sel diambil, contoh sel tersebut diletakkan pada permukaan kaca mikroskop, biasanya dicampur dengan larutan fiksatif, sebelum dikirim ke laboratorium.
Tes pap dapat menyebabkan sedikit ketidaknyamanan terutama ketika spekulum dimasukkan. Rasa tidak nyaman ini dapat menjadi lebih buruk jika vagina Anda sempit atau jika Anda memiliki kulit sensitif atau iritasi. Anda juga akan merasakan sensasi ditarik atau ditekan ketika dokter Anda mengambil sampel sel. Buatlah diri Anda senyaman mungkin, hirup nafas dalam, dan lemaskan otot Anda untuk meringankan rasa tidak nyaman tersebut.
Setelah tes, adalah normal ketika vagina mengalami sedikit pendarahan. Risiko yang timbul dari tes pap sangat kecil. Anda dapat pulang ke rumah pada hari yang sama dan datang kembali untuk mengambil hasil tes pap yang biasanya membutuhkan waktu 1 hingga 2 minggu. Terdapat kemungkinan untuk memperoleh hasil yang negatif semu atau positif semu. Oleh karena itu, beberapa dokter biasanya menyarankan tes pap dilakukan sebanyak tiga kali berturut-turut, dijadwalkan secara terpisah, untuk memastikan hasil pemeriksaan. 

Rujukan:
  • Balachandran I. “Human papillomavirus and pap smear: A review.” American Journal of Lifestyle Medicine.
  • Panaretto K, Larkins S, Manessis V. (2003). “Pap smear participation rates, primary healthcare and indigenous women.” The Medical Journal of Australia.
  • Mehmetoglu HC, Sadikoglu G, Ozcakir A, Bilgel N. (2010). “Pap smear screening in the primary health care setting: A study from Turkey.” North American Journal of Medical Sciences.
 

Info Ibu, Bayi & Keluarga Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea