Menjadi ibu baru memang seringkali membingungkan. Kondisi bayi baru lahir yang baru bagi Ibu seringkali membuat panik. Berikut ciri khas bayi baru lahir yang masih normal dan kapan Ibu boleh panik.
* 1. Fesesnya hitam dan sangat bau.
Umumnya, feses pertama bayi (mekonium) berwarna hitam kehijauan, lengket dan cenderung bau seperti susu masam atau basi. Mekonium ini sangat penting, sebagai indikator apakah pencernaannya normal atau tidak. Boleh panik bila kondisi feses seperti ini berlangsung hingga 48 jam. Kemungkinan ada gangguan dalam pencernaannya atau kandungan zat besi yang terlalu tinggi.
* 2. Berat badan turun terus.
Bayi dilahirkan dengan membawa ‘tabungan’ cairan dan lemak, untuk membantu bayi menjalani masa peralihan kehidupan di luar rahim. Lama-lama, ‘tabungan’ ini tentu akan berkurang dan membuat berat badannya menjadi turun. Boleh panik bila dalam satu dua minggu berat badan bayi tetap turun meski sudah mendapat cukup ASI. Atau, bila bentuk feses bayi sangat cair.
* 3. Muntah setelah minum ASI.
Semua bayi akan memuntahkan sedikit ASI setelah menyusu (gumoh). Biasanya, ini karena ia belum disendawakan. Untuk membuatnya bersendawa: gendong bayi dengan posisi menghadap ke tubuh Anda, biarkan kepalanya tersangga di pundak Anda. Bantu dengan tepukan ringan di punggungnya. Boleh panik bila bayi Anda tetap muntah meski tidak habis minum ASI, apalagi bila disertai diare.
* 4. Selalu bersin-bersin.
Tidak selamanya bayi yang bersin-bersin pertanda ia akan flu atau sakit. Bersin juga merupakan salah satu proses pematangan dari sistem respirasi atau pernapasan bayi. Kebiasaan ini akan melegakan rongga hidung dan saluran napas dari berbagai sumbatan dan partikel-partikel udara. Boleh panik bila bayi bersin-bersin diikuti dengan demam atau muncul karena ia alergi pada sesuatu.
* 5. Menangis tiada henti.
Menangis merupakan salah satu cara bayi berkomunikasi dengan Anda. Dia ingin memberitahu kalau lapar, haus, atau merasa tidak nyaman. Boleh panik bila ia menangis kencang terus-menerus selama beberapa jam, terutama pada sore hari. Kemungkinan ia terkena kolik.
* 6. Enggan menyusu.
Bayi sedang dalam tahap belajar menyusu. Lambat laun, Anda berdua akan menemukan posisi menyusu yang tepat dan nyaman. Bila perlu, hubungi konsultan laktasi. Boleh panik bila bayi tetap tidak mau menyusu lebih dari 3 hari. Bagaimana pun dia perlu makanan atau asupan gizi dari ASI. Segera hubungi dokter.
* 7. Ubun-ubun berdenyut.
Ubun-ubun bayi berdenyut karena belahan-belahan tulang tengkoraknya belum menyatu dan mengeras dengan sempurna. Kira-kira setelah 2 tahun, denyut di ubun-ubun itu akan hilang. Boleh panik bila ubun-ubunnya tampak cekung karena ini bisa jadi gejala dehidrasi. Atau, kepalanya membengkak yang menunjukkan kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan seperti meningitis. Jangan ragu hubungi dokter.
* 8. Tali pusat basah atau lembab.
Tali pusat akan puput atau lepas dalam waktu 1 hari sampai satu minggu setelah bayi lahir. Lalu lukanya akan sembuh dalam waktu 15 hari. Selama proses ini, tali pusat tampak berwarna cokelat dan sedikit berbau lembab. Karena itu kebersihannya harus selalu dijaga agar tidak infeksi. Boleh panik bila bau yang ditimbulkan tali pusat sangat menyengat yang menandakan infeksi, dan umumnya akan diikuti dengan bengkak hingga mengeluarkan nanah. Segera bawa ke dokter.
* 9. Wajahnya berjerawat.
Bintil yang muncul di daerah pipi, hidung, dan dagu ini dinamakan Milia, namun sering disebut sebagai “jerawat bayi”. Jerawat ini disebabkan hormon ibu yang masih ada dalam tubuh bayi dan bisa terjadi sampai usia bayi 3-4 minggu. Kebanyakan akan hilang dengan sendirinya saat bayi berusia 4-6 bulan. Boleh panik bila Anda menemukan bintik putih ini muncul di sekitar mulut bayi. Bisa jadi itu karena virus dan bisa mengganggu fungsi oralnya.
* 10. Air seni seperti berdarah.
Sistem tubuh pada bayi baru masih dipengaruhi hormon estrogen dari ibu. Keberadaan hormon esterogen tersebut akan menyebabkan bayi mengeluarkan bercak darah seperti haid pada popoknya. Sejalan dengan menurunnya kadar hormon estrogen, kurang lebih dalam waktu tiga minggu, air seni bayi pun tak berwarna merah lagi. Boleh panik bila pendarahan ini terjadi lebih dari tiga minggu. Bawa ke dokter untuk pemeriksaan pada vagina/penisnya, atau gangguan pada saluran air seninya. Sebelumnya, cek juga pola BAB-nya, bisa saja darah itu bersumber dari feses atau anusnya. Jika ya, ini berarti ada gangguan dalam pencernaan atau anus bayi.
* 11. Kulit kering dan mengelupas.
Tidak sedikit bayi baru lahir yang memiliki kulit kering, mengelupas, ruam kulit dan memiliki tanda lahir. Bercak-bercak kebiruan di kaki dan tangan bayi juga merupakan hal normal di minggu awal kelahiran bayi. Semua ini akan hilang dengan sendirinya. Boleh panik bila kulitnya yang kering dan mengelupas berubah jadi memerah dan membuat bayi rewel karena gatal. Ini pertanda bayi terkena eksim.
Menjadi Ibu harus tenang dalam mempelajari segala kondisi yang terjadi pada bayi. Sehingga bisa mencari jalan keluar terbaik tanpa menjadi khawatir yang berlebihan.
Sumber: www.ayahbunda.co.id
Mengenai Saya
- Erwin Arianto
- Penulis tuk diri sendiri, Internal Audit untuk Sebuah Perusahaan, Pencinta Puisi, Cerpen, Seorang Hamba yang berusaha, Menjadi Ayah yang baik untuk Quineisha & Qhaira, menjadi Insan Taqwa
Labels
- aNAK USIA 2 TH (4)
- Ayah (3)
- bayi (7)
- Bayi tabung (3)
- ganguan Bayi (2)
- Kehamilan (35)
- Keluarga (2)
- kesehatan (1)
- Mainan Bayi (1)
- Meyusui (3)
- Nama Bayi (3)
- Nama Bayi Islami (1)
- Nifas (4)
- Paska Melahirkan (5)
- Penyakit Kehamilan (19)
- Pertumbuhan Bayi (5)
- Psikologi (2)
- Quineisha (2)
- Susu Formula (4)
- Tips Bayi (46)
- Tips Melahirkan (20)
- ಸೆರಿತ Inspirasi (4)
Jumat, 18 November 2011
Stimulsi otak anak 0-3 tahun
ernyata berbicara dengan janin dapat menstimulasi otak sejak dini. Rangsangan dipercaya dapat memengaruhi pertumbuhan sinaps (proses sinaptogenesis), yang membutuhkan banyak sialic acid untuk membentuk gangliosida yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori.
Sentuhan halus pada perut iIbu disertai bicara, bernyanyi atau membaca do'a kepada janin didalamnya. Bisa juga memperdengarkan lagu klasik melalui earphone, namun penting diingat bahwa si Ibu juga harus menyukai lagu klasik, sebab suasana hati Ibu memengaruhin janin. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap hari, setiap saat Ibu bisa berinteraksi dengan janin, saat mandi, memasak, atau berbaring santai.
Setelah kelahiran, tentunya cara stimulasinya berbeda. Berikut adalah cara menstimulasi bayi sesuai perkembangan usianya.
0-3 bulan
Memberikan rasa aman dan nyaman adalah sangat penting bagi Ibu dan bayi. Berikan senyuman sambil menatap mata bayi, memeluk, menggendong, membunyikan suara atau musik, sirangsang untuk meraih mainan, menggulingkan ke kanan/kiri, tengkurap-telentang.
3-6 bulan
Memperlihatkan wajah bayi di cermin, bermain 'cilukba', bernyanyi, dirangsang untuk tengkurap-telentang, duduk.
6-9 bulan
Panggil namanya, bersalaman, bertepuk tangan, bacakan dongeng, bernyanyi atau bermain musik bersama, rangsang untuk duduk, berlatih berdiri dengan berpegangan.
9-12 bulan
Menyebut nama orang tua, kakak, latih berdiri, jalan sambil berpegangan, minum dari gelas, masukkan mainan ke dalam wadah, berikan mainan sederhana berbentuk binatang.
12-18 bulan
Susun balok kubus, bermain puzzle sederhana, latihlah untuk berjalan tanpa berpegangan, lepas celana, tendang bola, mengerti apa yang diperintahkan (apa ini, pegang ini, mana buku, ambil ini), bacakan dongeng yang lebih panjang.
18-24 bulan
Perkenalkan benda-benda disekitar rumah, tunjuk, sebutkan dan tanyakan bagian-bagian tubuh, pakai baju-celana, cuci-tangan, menggambar atau mewarnai, latihan berlari, lempar bola, lompat, ajak bicara tentang kesehariannya tentang makan, minum dan mandi.
2-3 tahun
Tambahkan pengetahuan dengan mengenalkan warna, pengenalan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah), hitung benda, sikat gigi, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil/besar di toilet, untuk menambah perbendaharaan katanya bacakan cerita yang agak panjang.
Setelah 3 tahun
Belajar menulis serta memegang pensil yang baik, mengenal huruf dan angka, kemandirian (bisa ditinggal di sekolah), berbagi dengan teman.
Rangsangan harus dilakukan dengan suasana bermain yang menyenangkan disertai kasih sayang secara terus menerus dan berbagai macam variasi. Hal itu akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel otak, melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks.
Sentuhan halus pada perut iIbu disertai bicara, bernyanyi atau membaca do'a kepada janin didalamnya. Bisa juga memperdengarkan lagu klasik melalui earphone, namun penting diingat bahwa si Ibu juga harus menyukai lagu klasik, sebab suasana hati Ibu memengaruhin janin. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap hari, setiap saat Ibu bisa berinteraksi dengan janin, saat mandi, memasak, atau berbaring santai.
Setelah kelahiran, tentunya cara stimulasinya berbeda. Berikut adalah cara menstimulasi bayi sesuai perkembangan usianya.
0-3 bulan
Memberikan rasa aman dan nyaman adalah sangat penting bagi Ibu dan bayi. Berikan senyuman sambil menatap mata bayi, memeluk, menggendong, membunyikan suara atau musik, sirangsang untuk meraih mainan, menggulingkan ke kanan/kiri, tengkurap-telentang.
3-6 bulan
Memperlihatkan wajah bayi di cermin, bermain 'cilukba', bernyanyi, dirangsang untuk tengkurap-telentang, duduk.
6-9 bulan
Panggil namanya, bersalaman, bertepuk tangan, bacakan dongeng, bernyanyi atau bermain musik bersama, rangsang untuk duduk, berlatih berdiri dengan berpegangan.
9-12 bulan
Menyebut nama orang tua, kakak, latih berdiri, jalan sambil berpegangan, minum dari gelas, masukkan mainan ke dalam wadah, berikan mainan sederhana berbentuk binatang.
12-18 bulan
Susun balok kubus, bermain puzzle sederhana, latihlah untuk berjalan tanpa berpegangan, lepas celana, tendang bola, mengerti apa yang diperintahkan (apa ini, pegang ini, mana buku, ambil ini), bacakan dongeng yang lebih panjang.
18-24 bulan
Perkenalkan benda-benda disekitar rumah, tunjuk, sebutkan dan tanyakan bagian-bagian tubuh, pakai baju-celana, cuci-tangan, menggambar atau mewarnai, latihan berlari, lempar bola, lompat, ajak bicara tentang kesehariannya tentang makan, minum dan mandi.
2-3 tahun
Tambahkan pengetahuan dengan mengenalkan warna, pengenalan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah), hitung benda, sikat gigi, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil/besar di toilet, untuk menambah perbendaharaan katanya bacakan cerita yang agak panjang.
Setelah 3 tahun
Belajar menulis serta memegang pensil yang baik, mengenal huruf dan angka, kemandirian (bisa ditinggal di sekolah), berbagi dengan teman.
Rangsangan harus dilakukan dengan suasana bermain yang menyenangkan disertai kasih sayang secara terus menerus dan berbagai macam variasi. Hal itu akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel otak, melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks.
Categories
Pertumbuhan Bayi
Ajarkan dia Untuk mandiri
Anak saya sekarang berumur 2,7 bulan sudah saya masukan ke Play Group.. alhamdulillah sudah bisa mandiri untuk pakai baju sendiri... untuk mencoba hal baru pn dia meminta untuk membiarkan dirinya melakukan semua sendiri luar biasa
Beberapa anak butuh bantuan untuk menentukan pilihan. Kadang, anak terlalu ketergantungan dengan orangtua atau pengasuhnya sehingga untuk mengambil suatu keputusan saja ia sering merasa bingung, takut, atau lebih parahnya, malas. Supaya ia bisa berdiri sendiri dan mandiri, ajarkan ia untuk berpikir mandiri dengan tips berikut ini:
1. Dorong untuk berpikir mandiri
Landasan untuk berpikir secara mandiri adalah dengan mengambil keputusan sendiri. Mulailah dengan pilihan kecil, seperti; buku apa yang mau dibaca hari ini, mau makan apa hari ini, dan sebagainya. Tentunya, penting untuk para orangtua memberikan pilihan yang tidak menyusahkan dan bisa Anda tolerir.
2. Berbagi opini
Ajarkan cara untuk berpikir mandiri dengan berbagi pikiran Anda dengannya. Beri contoh untuk berpikir mandiri dan mengutarakan pikiran.
3. Diskusi
Berlatihlah untuk berdiskusi. Dorong anak Anda untuk membagi pikirannya mengenai hal-hal yang ia sukai. Diskusikan segala hal, mulai dari musik, buku, atau tempat bermain favoritnya.
4. Terima jawabannya
Rayakan setiap jawaban yang ia utarakan. Opini anak Anda adalah hal yang sangat personal dan pribadi. Penting adanya untuk menerima opininya tanpa bias yang tak jelas. Karena ia harus mengetahui bahwa ia bisa mengutarakan pendapatnya tanpa harus merasa dihakimi.
5. Jadilah pendengar yang baik
Cara terbaik untuk mendorong si kecil untuk bicara dan berpikir untuk dirinya sendiri adalah dengan menunjukkan bahwa Anda peduli padanya untuk benar-benar mendengarkan ungkapnya.
6. Berikan pujian spesifik
Dorong pemikiran mandirinya dengan memberikan pujian pada cara pikirnya. Beri pujian yang tulus dan spesifik.
7. Akui kejujurannya
Ajak si kecil untuk mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, jangan berekspektasi besar atas jawaban yang Anda ingin dengar. Tanyakan "apa pendapatmu?" Jangan memaksakan pendapat Anda padanya, apalagi dengan nada mengejek atau merendahkannya.
Dengan berpikir mandiri dan kreatif, si anak akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan bisa mengandalkan dirinya, bukan bersandar kepada orang lain terus menerus.
A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapaianak sesaat sebelum berumur 3 tahun :
1. Gerakan kasar : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2 hitungan.
2. Gerakan halus : Meniru membuat garis lurus
3. Bicara, bahasa dan kecerdasan : Menyatakan keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
4. Bergaul dan mandiri : Menyatakan keinginan buang air besar dan buang air kecil
B. Stimulasi perkembangan yang perlu diberikan :
1. Melatih anak melompat jauh.
Letakkan kertas ukuran folio di lantai. ajarilah anak untuk melompati kertas tersebut dengan kedua kaki diankat bersamaan. latihlah agar lompatan anak semakin jauh
2. Mengajak anak bermain dengan balok.
Ajaklah anak menyusun dan menumpuk balok mainan untuk membuat rumah-rumahan, jembatan, menara dan lain-lain.
3. Melatih anak memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
Sediakanlah macam-macam benda (misalnya : kancing, uang, logam biji-bijian). tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda-benda tersebut menurut jenisnya, jelaskan pula sifat, warna, dan bentuknya. Mulailah dengan 2 jenis benda, kemudian tambahkanlah sejenisnya.
4. Melatih anak menghitung jumlah benda.
Ketika melatih anak mengelompokkan benda menurut jenisnya, ajarilah untuk menghitung jumlah setiap jenis benda. buatlah kelompok dengan jumlah satu, dua, tiga, dan seterusnya.
5. Melatih anak mencocokkan gambar benda yang sesungguhnya.
Sediakanlah macam-macam gambar (dapat diambil dari majalah, buku, koran, dan sebagainya). Mintalah anak mencocokkan gambar-gambar tersebut dengan benda-benda disekelilingnya. bicarakan pula bentuk dan sifat enda-benda itu.
6. Melatih anak untuk menyebutkan namanya.
Sebutkan nama anak dengan perlahan-lahan, kemudian mintalah ia mengulanginya.
7. Melatih anak menyebut nama benda dan mengenal sifat/keadaan benda.
Sebutkan nama benda yang ada disekeliling anak. mintalah ia untuk mengambil benda itu sambil menyebutkan nama dan sifat/keadaan benda tersebut. Misalnya: “Mobil-mobilan itu berwarna merah dan terletak dibawah kursi”
8. Melatih anak mencuci tangan dan kaki, serta mengeringkannya sendiri.
Ajarkan kepada anak cara mencuci tangan dan kakinya, serta mengelap bagian yang basah agar menjadi kering.
9. Memberi kesempatan kepada anak untuk berpakaian dan memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.
Ajarkan kepada anak cara berpakaian sendiri dan usahakanlah agar ia mau memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.
Belajar dari quineisha my little princess
Beberapa anak butuh bantuan untuk menentukan pilihan. Kadang, anak terlalu ketergantungan dengan orangtua atau pengasuhnya sehingga untuk mengambil suatu keputusan saja ia sering merasa bingung, takut, atau lebih parahnya, malas. Supaya ia bisa berdiri sendiri dan mandiri, ajarkan ia untuk berpikir mandiri dengan tips berikut ini:
1. Dorong untuk berpikir mandiri
Landasan untuk berpikir secara mandiri adalah dengan mengambil keputusan sendiri. Mulailah dengan pilihan kecil, seperti; buku apa yang mau dibaca hari ini, mau makan apa hari ini, dan sebagainya. Tentunya, penting untuk para orangtua memberikan pilihan yang tidak menyusahkan dan bisa Anda tolerir.
2. Berbagi opini
Ajarkan cara untuk berpikir mandiri dengan berbagi pikiran Anda dengannya. Beri contoh untuk berpikir mandiri dan mengutarakan pikiran.
3. Diskusi
Berlatihlah untuk berdiskusi. Dorong anak Anda untuk membagi pikirannya mengenai hal-hal yang ia sukai. Diskusikan segala hal, mulai dari musik, buku, atau tempat bermain favoritnya.
4. Terima jawabannya
Rayakan setiap jawaban yang ia utarakan. Opini anak Anda adalah hal yang sangat personal dan pribadi. Penting adanya untuk menerima opininya tanpa bias yang tak jelas. Karena ia harus mengetahui bahwa ia bisa mengutarakan pendapatnya tanpa harus merasa dihakimi.
5. Jadilah pendengar yang baik
Cara terbaik untuk mendorong si kecil untuk bicara dan berpikir untuk dirinya sendiri adalah dengan menunjukkan bahwa Anda peduli padanya untuk benar-benar mendengarkan ungkapnya.
6. Berikan pujian spesifik
Dorong pemikiran mandirinya dengan memberikan pujian pada cara pikirnya. Beri pujian yang tulus dan spesifik.
7. Akui kejujurannya
Ajak si kecil untuk mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, jangan berekspektasi besar atas jawaban yang Anda ingin dengar. Tanyakan "apa pendapatmu?" Jangan memaksakan pendapat Anda padanya, apalagi dengan nada mengejek atau merendahkannya.
Dengan berpikir mandiri dan kreatif, si anak akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan bisa mengandalkan dirinya, bukan bersandar kepada orang lain terus menerus.
A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapaianak sesaat sebelum berumur 3 tahun :
1. Gerakan kasar : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2 hitungan.
2. Gerakan halus : Meniru membuat garis lurus
3. Bicara, bahasa dan kecerdasan : Menyatakan keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
4. Bergaul dan mandiri : Menyatakan keinginan buang air besar dan buang air kecil
B. Stimulasi perkembangan yang perlu diberikan :
1. Melatih anak melompat jauh.
Letakkan kertas ukuran folio di lantai. ajarilah anak untuk melompati kertas tersebut dengan kedua kaki diankat bersamaan. latihlah agar lompatan anak semakin jauh
2. Mengajak anak bermain dengan balok.
Ajaklah anak menyusun dan menumpuk balok mainan untuk membuat rumah-rumahan, jembatan, menara dan lain-lain.
3. Melatih anak memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
Sediakanlah macam-macam benda (misalnya : kancing, uang, logam biji-bijian). tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda-benda tersebut menurut jenisnya, jelaskan pula sifat, warna, dan bentuknya. Mulailah dengan 2 jenis benda, kemudian tambahkanlah sejenisnya.
4. Melatih anak menghitung jumlah benda.
Ketika melatih anak mengelompokkan benda menurut jenisnya, ajarilah untuk menghitung jumlah setiap jenis benda. buatlah kelompok dengan jumlah satu, dua, tiga, dan seterusnya.
5. Melatih anak mencocokkan gambar benda yang sesungguhnya.
Sediakanlah macam-macam gambar (dapat diambil dari majalah, buku, koran, dan sebagainya). Mintalah anak mencocokkan gambar-gambar tersebut dengan benda-benda disekelilingnya. bicarakan pula bentuk dan sifat enda-benda itu.
6. Melatih anak untuk menyebutkan namanya.
Sebutkan nama anak dengan perlahan-lahan, kemudian mintalah ia mengulanginya.
7. Melatih anak menyebut nama benda dan mengenal sifat/keadaan benda.
Sebutkan nama benda yang ada disekeliling anak. mintalah ia untuk mengambil benda itu sambil menyebutkan nama dan sifat/keadaan benda tersebut. Misalnya: “Mobil-mobilan itu berwarna merah dan terletak dibawah kursi”
8. Melatih anak mencuci tangan dan kaki, serta mengeringkannya sendiri.
Ajarkan kepada anak cara mencuci tangan dan kakinya, serta mengelap bagian yang basah agar menjadi kering.
9. Memberi kesempatan kepada anak untuk berpakaian dan memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.
Ajarkan kepada anak cara berpakaian sendiri dan usahakanlah agar ia mau memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.
Belajar dari quineisha my little princess
Categories
aNAK USIA 2 TH
Berkomunikasi dengan anak : 1-2 Tahun
Perkembangan bahasa anak di rentang usia ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang, mereka memahami dengan lebih apapun yang orangtuanya katakan. Mereka pun sudah mampu mengekspresikan apa yang mereka inginkan. Ia juga akan menikmati kemampuannya memahami perintaha yang rumit dan dia tidak akan ragu untuk memberi anda arahan.
Bagaimana anak 1-2 tahun berkomunikasi?
Kebanyakan anak akan mengucapkan kata pertamanya pada awal periode ini. Tapi ada juga sebagian anak menunjukkan kemajuan lebih cepat, atau malah belum sama sekali memulai bicara sampai nanti menginjak usia 2 tahun. Jika anak Anda lebih cepat belajar berjalan, ia mungkin akan lebih lambat bicara. Tak usah kuatir, hal ini bukanlah sesuatu yang aneh.
Kebanyakan orangtua tak menyadari kalau anak mereka ternyata sudah mempelajari banyak kata-kata. Seringkali ketika anak mulai bicara, kemajuannya akan berlangsung sangat cepat. Tiba-tiba saja ia seperti menguasai banyak kosa kata. Dengan segera misalnya, ia dapat menunjuk dan menyebutkan benda-benda yang biasa dilihat atau dipegangnya, anggota tubuh atau menyebut nama orang-orang yang selalu dekat dengannya. Pada usia 2 tahun, ia mungkin akan menggunakan kalimat yang terdiri dari 2 sampai 4 kata. Pada dasarnya, anak sudah mengerti ucapan Anda sebelum ia bisa bicara. Ia sudah dapat merespon permintaan orang lain (misalnya perintah; “dorong bolanya ke sini”).
Nanti Anda akan menemukan, adakalanya anak melakukan sesuatu atau berusaha mengabaikan Anda atau berteriak sekedar untuk protes. Perialku ini menunjukkan kalau ia sebenarnya sedang menguji Anda dan menguji kontrol yang ia miliki.
Jangan heran nanti di usia 18 bulan, ia akan mampu mengatakan ”tidak” kepada figur otoritas. Dan pada usia 2 tahun, boleh jadi ketika ia menolak melakukan apa yang Anda perintahkan, ia akan menunjukkan perialku tantrum (mengamuk). Ia juga akan menunjukkan tanda-tanda posesif dan Anda akan mendengar kata ”punyaku”. Ia juga akan menangis jika Anda mengambil apa yang sedang dipegangnya atau ketika Anda memberikan perhatian pada orang lain.
Apa yang harus saya lakukan?
Sebenarnya anak akan mendengarkan apapun yang Anda katakan dan ia akan menyimpannya dengan baik. Sebaiknya tidak menirukan pengucapan anak, berbicara padanya dengan dicadel-cadelkan. Lebih baik ajari ia bahasa yang benar. Bicaralah dengan perlahan, jelas dan sederhana.
Di usianya sekarang, anak Anda mungkin masih akan berkomunikasi dengan bahasa tubuh, misalnya menunjuk saat ia menginginkan sesuatu. Bahasa tubuh memang wajar, namun Anda sebaiknya juga memberikan tanggapan verbal (kata-kata), misalnya dengan mengatakan ”adik mau minum?” (ketika ia menunjuk kulkas). Tunggulah respon darinya, kemudian lanjutkan dengan berkata ”mau minum apa? Juice apel? Yuk kita ambil”. Respon Anda yang seperti itu akan mendorong anak untuk merespon dan berpartisipasi dalam percakapan. Jangan pernah membuat frustrasi anak dengan menahan makanan atau minuman sampai ia memberikan respon.
Antara usia 15-18 bulan, biasanya mereka akan mulai senang dengan permainan bahasa. Ajak ia bermain mengidentifikasi benda atau anggota tubuh seperti ”dimana kupingnya?”, ”Mana ayah?” Lewat permainan-permainan seperti ini kosa katanya akan berkembang dengan pesat meski pengucapannya belum lancar. Jangan bersikeras membetulkan ucapan anak, sebab ketidakjelasan dan kecadelan itu adalah hal yang wajar. Jika Anda ingin mengoreksinya, biasakan berbicara dengannya menggunakan lafal yang benar.
Kapan saya harus kuatir?
Sebagian anak belum mulai bicara sampai mereka mencapai ulang tahun ke-2, dan memilih untuk berkomunikasi dengan bahasa tubuh dan suara-suara. Kosa kata akan berkembang pesat pada usia ini. Beberapa anak bisa bicara banyak, namun ada juga yang sedikit bicara.
Sebagian besar anak pada usia ini, komunikasi yang umum dikuasainya adalah:
* Dapat mengatakan 15 kata-kata pada usia 18 bulan
* Dapat membuat kalimat yang terdiri dari 2 kata pada usia 2 tahun
* Dapat mengikuti arahan sederhana pada usia 2 tahun
Masalah pendengaran juga dapat terlihat pada tahap ini seiring munculnya kemampuan bicara. Jangan segan untuk mengungkapkan kekuatiran Anda kepada dokter, khususnya jika Anda merasa anak tidak mengalami masa babbling (bergumam) atau tak merespon pembicaraan Anda. Kadang infeksi telinga yang kronis dapat mempengaruhi hal ini. Tapi tak perlu kuatir karenan gangguan ini dapat diatasi. Tes khusus dapat dilakukan untuk mengetahui ketulian.
Bagaimana anak 1-2 tahun berkomunikasi?
Kebanyakan anak akan mengucapkan kata pertamanya pada awal periode ini. Tapi ada juga sebagian anak menunjukkan kemajuan lebih cepat, atau malah belum sama sekali memulai bicara sampai nanti menginjak usia 2 tahun. Jika anak Anda lebih cepat belajar berjalan, ia mungkin akan lebih lambat bicara. Tak usah kuatir, hal ini bukanlah sesuatu yang aneh.
Kebanyakan orangtua tak menyadari kalau anak mereka ternyata sudah mempelajari banyak kata-kata. Seringkali ketika anak mulai bicara, kemajuannya akan berlangsung sangat cepat. Tiba-tiba saja ia seperti menguasai banyak kosa kata. Dengan segera misalnya, ia dapat menunjuk dan menyebutkan benda-benda yang biasa dilihat atau dipegangnya, anggota tubuh atau menyebut nama orang-orang yang selalu dekat dengannya. Pada usia 2 tahun, ia mungkin akan menggunakan kalimat yang terdiri dari 2 sampai 4 kata. Pada dasarnya, anak sudah mengerti ucapan Anda sebelum ia bisa bicara. Ia sudah dapat merespon permintaan orang lain (misalnya perintah; “dorong bolanya ke sini”).
Nanti Anda akan menemukan, adakalanya anak melakukan sesuatu atau berusaha mengabaikan Anda atau berteriak sekedar untuk protes. Perialku ini menunjukkan kalau ia sebenarnya sedang menguji Anda dan menguji kontrol yang ia miliki.
Jangan heran nanti di usia 18 bulan, ia akan mampu mengatakan ”tidak” kepada figur otoritas. Dan pada usia 2 tahun, boleh jadi ketika ia menolak melakukan apa yang Anda perintahkan, ia akan menunjukkan perialku tantrum (mengamuk). Ia juga akan menunjukkan tanda-tanda posesif dan Anda akan mendengar kata ”punyaku”. Ia juga akan menangis jika Anda mengambil apa yang sedang dipegangnya atau ketika Anda memberikan perhatian pada orang lain.
Apa yang harus saya lakukan?
Sebenarnya anak akan mendengarkan apapun yang Anda katakan dan ia akan menyimpannya dengan baik. Sebaiknya tidak menirukan pengucapan anak, berbicara padanya dengan dicadel-cadelkan. Lebih baik ajari ia bahasa yang benar. Bicaralah dengan perlahan, jelas dan sederhana.
Di usianya sekarang, anak Anda mungkin masih akan berkomunikasi dengan bahasa tubuh, misalnya menunjuk saat ia menginginkan sesuatu. Bahasa tubuh memang wajar, namun Anda sebaiknya juga memberikan tanggapan verbal (kata-kata), misalnya dengan mengatakan ”adik mau minum?” (ketika ia menunjuk kulkas). Tunggulah respon darinya, kemudian lanjutkan dengan berkata ”mau minum apa? Juice apel? Yuk kita ambil”. Respon Anda yang seperti itu akan mendorong anak untuk merespon dan berpartisipasi dalam percakapan. Jangan pernah membuat frustrasi anak dengan menahan makanan atau minuman sampai ia memberikan respon.
Antara usia 15-18 bulan, biasanya mereka akan mulai senang dengan permainan bahasa. Ajak ia bermain mengidentifikasi benda atau anggota tubuh seperti ”dimana kupingnya?”, ”Mana ayah?” Lewat permainan-permainan seperti ini kosa katanya akan berkembang dengan pesat meski pengucapannya belum lancar. Jangan bersikeras membetulkan ucapan anak, sebab ketidakjelasan dan kecadelan itu adalah hal yang wajar. Jika Anda ingin mengoreksinya, biasakan berbicara dengannya menggunakan lafal yang benar.
Kapan saya harus kuatir?
Sebagian anak belum mulai bicara sampai mereka mencapai ulang tahun ke-2, dan memilih untuk berkomunikasi dengan bahasa tubuh dan suara-suara. Kosa kata akan berkembang pesat pada usia ini. Beberapa anak bisa bicara banyak, namun ada juga yang sedikit bicara.
Sebagian besar anak pada usia ini, komunikasi yang umum dikuasainya adalah:
* Dapat mengatakan 15 kata-kata pada usia 18 bulan
* Dapat membuat kalimat yang terdiri dari 2 kata pada usia 2 tahun
* Dapat mengikuti arahan sederhana pada usia 2 tahun
Masalah pendengaran juga dapat terlihat pada tahap ini seiring munculnya kemampuan bicara. Jangan segan untuk mengungkapkan kekuatiran Anda kepada dokter, khususnya jika Anda merasa anak tidak mengalami masa babbling (bergumam) atau tak merespon pembicaraan Anda. Kadang infeksi telinga yang kronis dapat mempengaruhi hal ini. Tapi tak perlu kuatir karenan gangguan ini dapat diatasi. Tes khusus dapat dilakukan untuk mengetahui ketulian.
Categories
aNAK USIA 2 TH
Berkomunikasi dengan Anak: Usia 2 Tahun
Mengapa penting berkomunikasi dengan anak usia 2-3 tahun?
Berkomunikasi dengan anak bahkan sejak mereka baru lahir, adalah salah satu pengalaman yang paling menyenangkan dan menjadi sebuah hadiah luar biasa bagi orangtua maupun anak. Anak-anak akan sangat antusias untuk belajar pada usia berapapun, menyerap informasi melalui interaksi setiap hari dan pengalaman dengan anak lain, maupun orang dewasa.
Bagaimana orangtua dapat berkomunikasi dengan anak usia 2-3 tahun?
Ketika anak dilibatkan dalam permainan dan percakapan interaktif, anak dapat semakin tedorong untuk belajar. Membaca buku, bernyanyi, bermain permainan kata-kata, atau mengajak bicara anak akan meningkatkan perbendaharaan katanya, sekaligus memberinya kesempatan untuk melatih keterampilan mendengarkan.
Dibawah ini terdapat beberapa saran yang dapat dilakkan untuk membantu keterampilan komunikasi anak:
* Bicara dengan anak mengenai kegiatan yang dilakukannya hari ini atau kegiatan yang ingin dilakukan keesokan harinya. Misalnya: ”Nak, sore ini hujan ni, enaknya kita ngapain ya?” atau berdiskusi tentang kegiatan hari ini pada saat mau tidur.
* Bermain pura-pura.
* Membacakan buku favoritnya berulang-ulang dan dorong anak untuk ikut membaca kata yang ia tahu. Dorong juga anak untuk ’berpura-pura’ membaca (biarkan anak yang ’membacakan’ buku untuk Anda).
Pola komunikasi anak kelompok usia 2-3 tahun
Antara usia 2-3 tahun, anak mengalami perkembangan berbahasa yang sangat pesat. Meskipun setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, namun pada usia 2 tahun sebagian besar anak dapat mengikuti arahan atau intruksi sederhana. Mereka juga dapat mengatakan 50-200 kata-kata. Pada usia 2 tahun, anak juga mulai menirukan apa yang ia dengar dan mulai mengkombinasikan kata-kata walaupun masih belum jelas.
Pada usia 2,5 tahun, seorang anak akan menguasai setidaknya 200 kosa kata. Ia juga akan dapat mengikuti intruksi tambahan seperti ”datang ke ayah”. Anak yang berusia 3 tahun akan memiliki kosa kata sebanyak 200-300 kata dan ia akan mulai mengabungkan kata-kata menjadi kalimat pendek.
Pada keterampilan berbahasanya, saat ini anak-anak akan lebih mengerti dan dapat mengucapkan kata-kata dengan lebih jelas. Mereka biasanya mulai menggunakan bahasa pada percakapan singkat, biasanya dalam bentuk pertanyaan-jawaban. Pada usia 3 tahun, anak sudah dapat menggunakan bahasa secara baik, mencoba-coba merangkai kalimat, mengungkapkan masalah yang dihadapinya atau memahami konsep-konsep.
Apa yang sebaiknya dilakukan, bila orangtua mencurigai adanya masalah komunikasi pada anak?
Orangtua yang menduga atau mencurigai anaknya memiliki masalah pendengaran, pengucapan kata atau kejelasan bicara, tak perlu segan untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Tes pendengaran dapat dilakukan sebagai diagnostik awal untuk menentukan apakah ada masalah pendengaran.
Jika Anda mencurigai anak memiliki masalah pendengaran pada tahap apapun, ia harus mendapatkan evaluasi. Usia 2 tahun bukanlah usia yang terlalu dini untuk mengkonsultasikan anak ke terapis wicara, khususnya jika anak tak dapat mengikuti perintah atau menjawab ”ya” atau ”tidak” pada pertanyaan sederhana.
Setelah dilakukan evaluasi, terapis wicara atau speech-language pathologist (ahli yang dapat mengevaluasi dan melakukan treatment terhadap gangguan bahasa dan bicara) dapat merekomendasikan terapi yang dapat diterima anak. Terapis juga dapat merujuk anak developmental paediatrician jika ada kecurigaan adanya keterlambatan perkembangan secara umum, misalnya keterlambatan di lebih dari satu area perkembangan meliputi area motorik kasar, motorik halus, problem solving, perkembangan bahasa dan sosial.
Masalah Komunikasi yang umum terjadi pada kelompok usia ini
Masalah komunikasi untuk anak usia 2-3 tahun meliputi:
* Masalah pendengaran
* Masalah mengikuti arahan/instruksi
* Rendahnya jumlah kosakata (kesulitan mengingat kata-kata)
* Kesulitan dalam pengucapan
* Bicara masih tidak jelas
* Keterlambatan keterampilan merangkai kata (Delayed acquisition of phrasing skills)
Masalah seperti cadel, merupakan proses perkembangan yang biasanya akan dapat dilalui oleh anak-anak. Jadi bukan masalah serius, karena akan hilang seiring pertambahan usianya. Namun demikian, ada sebagian anak yang membutuhkan terapi intensif yang mungkin diperlukan. Temui terapi wicara, psikolog anak atau dokter anak Anda untuk mendapatkan konsultasi, assesment atau penanganan.
Berkomunikasi dengan anak bahkan sejak mereka baru lahir, adalah salah satu pengalaman yang paling menyenangkan dan menjadi sebuah hadiah luar biasa bagi orangtua maupun anak. Anak-anak akan sangat antusias untuk belajar pada usia berapapun, menyerap informasi melalui interaksi setiap hari dan pengalaman dengan anak lain, maupun orang dewasa.
Bagaimana orangtua dapat berkomunikasi dengan anak usia 2-3 tahun?
Ketika anak dilibatkan dalam permainan dan percakapan interaktif, anak dapat semakin tedorong untuk belajar. Membaca buku, bernyanyi, bermain permainan kata-kata, atau mengajak bicara anak akan meningkatkan perbendaharaan katanya, sekaligus memberinya kesempatan untuk melatih keterampilan mendengarkan.
Dibawah ini terdapat beberapa saran yang dapat dilakkan untuk membantu keterampilan komunikasi anak:
* Bicara dengan anak mengenai kegiatan yang dilakukannya hari ini atau kegiatan yang ingin dilakukan keesokan harinya. Misalnya: ”Nak, sore ini hujan ni, enaknya kita ngapain ya?” atau berdiskusi tentang kegiatan hari ini pada saat mau tidur.
* Bermain pura-pura.
* Membacakan buku favoritnya berulang-ulang dan dorong anak untuk ikut membaca kata yang ia tahu. Dorong juga anak untuk ’berpura-pura’ membaca (biarkan anak yang ’membacakan’ buku untuk Anda).
Pola komunikasi anak kelompok usia 2-3 tahun
Antara usia 2-3 tahun, anak mengalami perkembangan berbahasa yang sangat pesat. Meskipun setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, namun pada usia 2 tahun sebagian besar anak dapat mengikuti arahan atau intruksi sederhana. Mereka juga dapat mengatakan 50-200 kata-kata. Pada usia 2 tahun, anak juga mulai menirukan apa yang ia dengar dan mulai mengkombinasikan kata-kata walaupun masih belum jelas.
Pada usia 2,5 tahun, seorang anak akan menguasai setidaknya 200 kosa kata. Ia juga akan dapat mengikuti intruksi tambahan seperti ”datang ke ayah”. Anak yang berusia 3 tahun akan memiliki kosa kata sebanyak 200-300 kata dan ia akan mulai mengabungkan kata-kata menjadi kalimat pendek.
Pada keterampilan berbahasanya, saat ini anak-anak akan lebih mengerti dan dapat mengucapkan kata-kata dengan lebih jelas. Mereka biasanya mulai menggunakan bahasa pada percakapan singkat, biasanya dalam bentuk pertanyaan-jawaban. Pada usia 3 tahun, anak sudah dapat menggunakan bahasa secara baik, mencoba-coba merangkai kalimat, mengungkapkan masalah yang dihadapinya atau memahami konsep-konsep.
Apa yang sebaiknya dilakukan, bila orangtua mencurigai adanya masalah komunikasi pada anak?
Orangtua yang menduga atau mencurigai anaknya memiliki masalah pendengaran, pengucapan kata atau kejelasan bicara, tak perlu segan untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Tes pendengaran dapat dilakukan sebagai diagnostik awal untuk menentukan apakah ada masalah pendengaran.
Jika Anda mencurigai anak memiliki masalah pendengaran pada tahap apapun, ia harus mendapatkan evaluasi. Usia 2 tahun bukanlah usia yang terlalu dini untuk mengkonsultasikan anak ke terapis wicara, khususnya jika anak tak dapat mengikuti perintah atau menjawab ”ya” atau ”tidak” pada pertanyaan sederhana.
Setelah dilakukan evaluasi, terapis wicara atau speech-language pathologist (ahli yang dapat mengevaluasi dan melakukan treatment terhadap gangguan bahasa dan bicara) dapat merekomendasikan terapi yang dapat diterima anak. Terapis juga dapat merujuk anak developmental paediatrician jika ada kecurigaan adanya keterlambatan perkembangan secara umum, misalnya keterlambatan di lebih dari satu area perkembangan meliputi area motorik kasar, motorik halus, problem solving, perkembangan bahasa dan sosial.
Masalah Komunikasi yang umum terjadi pada kelompok usia ini
Masalah komunikasi untuk anak usia 2-3 tahun meliputi:
* Masalah pendengaran
* Masalah mengikuti arahan/instruksi
* Rendahnya jumlah kosakata (kesulitan mengingat kata-kata)
* Kesulitan dalam pengucapan
* Bicara masih tidak jelas
* Keterlambatan keterampilan merangkai kata (Delayed acquisition of phrasing skills)
Masalah seperti cadel, merupakan proses perkembangan yang biasanya akan dapat dilalui oleh anak-anak. Jadi bukan masalah serius, karena akan hilang seiring pertambahan usianya. Namun demikian, ada sebagian anak yang membutuhkan terapi intensif yang mungkin diperlukan. Temui terapi wicara, psikolog anak atau dokter anak Anda untuk mendapatkan konsultasi, assesment atau penanganan.
Categories
aNAK USIA 2 TH
Langganan:
Postingan (Atom)