Minggu, 01 Maret 2009

Mengenal Perkembangan Bayi

Diposting oleh Erwin Arianto di 21.33
Mengenal Perkembangan Bayi

Perkembangan bayi mencakup kemampuan perseptual, motorik (gerakan tubuh), kognitif,dan keterampilan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi tentu tidak selalu seragam. Maka tidak perlu kaku dalam menilai kemajuan perkembangan bayi. Standar yang dibakukan sebagai tahapan perkembangan merupakan bahasa statistik. Mayoritas bayi normal sudah mencapai tahapan perkembangannya sejalan dengan umurnya.

Jangan cepat cemas dulu apabila perkembangan bayi kita tidak persis sesuai standar baku sepanjang masih dalam batas-batas normal Apabila terjadi kelambanan perkembangan yang ekstrem, perlu mendapat perhatian setiap orangtua.

Umur Bayi –> Tahapan Perkembangan
3 - 4 bulan –> Mengangkat kepala
4 bulan –> Tengkurap
5 bulan –> Berguling
6 bulan –> Mengangkat dada dan perut atas saat tengkurap
8-9 bulan –> Merangkak
10-11 bulan –> Merambat-rambat sekitar kursi
9-12 bulan –> Meraih mainan saat duduk
11-12 bulan –> Posisi berdiri
15 bulan –> Berjalan
18 bulan –> Berlari dan masih terjatuh
2 tahun –> Lancar berjalan dan berlari
3 tahun –> Berdiri dengan satu kaki beberapa saat
4 tahun –> Berlari, melompat, memanjat, naik sepeda roda tiga
5 tahun –> Melompat dengan satu kaki, main sepatu roda,renang, memanjat

Tabel di atas menunjukkan tahapan perkembangan umum seorang bayi. Dari bulan ke bulan sejak lahir, bayi juga memperlihatkan tahapan perkembangan yang lebih rinci. Namun bagi orangtua, cukup mengamati pokok-pokok tahapan penting perkembangannya saja. Tujuannya agar mampu menilai kapan suatu tahapan perkembangan bayi tergolong abnormal.

KONSULTASI DOKTER KALAU ABNORMAL

Untuk bayi berumur 8-12 bulan, konsultasikan ke dokter apabila

* belum bisa merangkak
* tak bisa tengkurap
* tidak dapat mencari barang yang disembunyikan di depannya
* belum bisa mengucapkan satu-dua patah kata
* tidak mampu menirukan gerakan-gerakan tubuh, belum bisa melambaikan tangan, atau menggelengkan kepala
* belum bisa menunjuk barang atau gambar.

Untuk bayi 2 tahun, waspada apabila

* belum bisa berjalan
* beberapa bulan sesudah bisa berjalan, berjalannya abnormal
* belum bisa berbicara sedikitnya 15 kata pada umur 18 bulan
* belum bisa merangkai kalimat dengan dua kata pada umur 2 tahun
* tidak tahu fungsi alat-alat di rumah seperti telepon, sendok-garpu, sikat gigi
* belum mampu menirukan gerakan tubuh atau kata-kata
* belum bisa mengikuti tugas yang sederhana
* belum bisa menggerakan mainan beroda.

Balita berumur 3 tahun, perkembangannya dinilai abnormal, apabila

* masih sering terjatuh waktu berjalan, dan belum bisa menaiki tangga rumah
* ucapannya tidak jelas
* belum bisa membentuk menara dari balok mainan
* belum mampu berkomunikasi dengan frasa pendek
* belum bisa bermain jadi ibu-ibuan/ayah-ayahan
* gagal memahami perintah yang sederhana
* tidak interes pada anak lain
* susah berpisah dari ibu.

Bagaimana dengan balita berumur 4 tahun? Amati dan waspada apabila

* belum bisa melempar bola
* belum bisa melompat
* belum bisa naik sepeda roda tiga
* masih menangis (mengadat) bila ditinggal pergi orangtuanya
* tidak interes bila bermain yang bersifat interaktif
* acuh tak acuh terhadap anak lain

Anak berumur 5 tahun sudah lebih matang perkembangannya. Dinilai abnormal apabila

* sangat penakut
* berperilaku agresif
* tidak bisa berpisah dari kedua orangtua tanpa memprotes
* tidak mampu berkonsentrasi lebih dari lima menit
* interesnya rendah saat bermain dengan anak lain
* menolak berespons terhadap orang-orang dekat, dan responsnya datar saja.

Anak dengan keabnormalan perkembangan perlu dikenali lebih dini. Mungkin di balik itu ada sesuatu yang perlu dikoreksi. Siapa tahu memang ada penyakit yang perlu dilacak lebih lanjut. Sebagian saja terjadi lantaran kekeliruan orangtua.

PERLU STIMULASI PENGASUH

Bayi tak mungkin berkembang normal tanpa distimulasi. Stimulasi harus datang dari orangtua, atau pengasuhnya. Stimulasi fisik berupa pijatan khusus; stimulasi gerakan dengan latihan motorik anggota gerak (kinetik), menirukan gerakan; stimulasi suara dan bunyi; mengajak berbicara, mendengar dongeng, menirukan bunyi, melihat dan membedakan warna, stimulasi bertanya, mendengar musik; keterampilan memegang barang, memainkan mainan, menangkap dan melempar bola; berlari dan mengejar, serta melaksanakan perintah.

Bagi ibu bekerja, siapa pun yang mendapat mandat menjadi pengasuhnya selama ibu tidak di rumah harus dibekali kemampuan memberikan stimulasi pada perkembangan anak dari jam ke jam. Pengasuh yang “bisu” atau kurang banyak berbicara akan menciptakan anak yang lamban berbicara. Pengasuh yang kurang hirau pada anak, akan menciptakan anak yang melempam perkembangannya. Peran pengasuh sangat besar, selain menentukan perkembangan anak.

MENGASUH DENGAN SERBA TIDAK BOLEH

Manakala mobilitas bayi sudah mulai banyak, begitu mulai pandai berjalan, bahaya rentan dialami. Terjatuh, terpeleset, terbentur, terantuk, tercedera, peristiwa yang sebetulnya terantisipasikan. Namun berbeda dengan gaya pengasuhan di Barat, orangtua kita cenderung terlalu takut dalam menjaga anak.

Anak yang terlampau dilindungi, dan dijaga, rasa percaya dirinya kurang bertumbuh. Anak jadi serba takut melakukan ini-itu yang baru. Padahal anak perlu mengeksplorasi sekujur lingkungannya. Perlu selalu mencoba hal-hal, kegiatan, atau suasana yang baru tanpa merasa diri terkungkung, atau terlalu diawasi.

Yang benar, biarkan anak memperkaya pengalamannya terjatuh, misalnya, sambil terus memonitor gerak-geriknya. Biar anak lebih leluasa mengenal lingkungannya dengan akrab. Selama eksplorasi anak terhadap lingkungannya tidak sampai mengancam jiwanya, atau diantisipasi bisa membahayakan dirinya, orangtua dan pengasuh tidak perlu terlalu mengintervensi. Untuk itu anak harus diajuhkan dari segala yang bisa mengancam keselamatannya, atau berpotensi membahayakan dirinya.

“CHILD SAFETY FIRST”

Untuk itulah mendahulukan keamanan bagi lingkungan anak (child safety first) sangat diperlukan. Rata-rata kita sering mengabaikan hal ini, sehingga tidak jarang bayi terancam, dan menjadi korban kelalaian orangtuanya. Bayi belum mampu mengantisipasi kondisi berbahaya. Jadi apa pun bentuk dan wujud kondisi yang tidak sehat tersebut, bayi berhak mendapat pengamanan dari orangtua, atau pengasuhnya.

Sebut saja, pengamanan tangga rumah, tidak bermain sendiri di tepi kolam renang; jauhkan dari menyentuh saklar listrik atau kabel listrik; tak boleh ada benda tajam di dekat bayi, seperti pisau, gunting, jarum. Jangan biarkan anak menjangkau lemari obat, bahan kimiawi pembersih rumah (karbol, lisol, pemoles lantai); tidak bermain di dapur; dan jangan lupa, berbahaya meninggalkan bayi terkunci sendiri dalam mobil, atau berkendara tanpa pengaman khusus bagi bayi dengan pintu mobil disetel tidak dapat dibuka dari dalam.

Sumber : dr. Handrawan Nadesul, http://www.sahabatnestle.co.id/

0 komentar:

 

Info Ibu, Bayi & Keluarga Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea